Kamis, 16 Juni 2016

Artikel Nasionalisme China



Nasionalisme China
A.      Latar belakang nasionalisme China














        Sebab umum yang melatar belakangi timbulnya nasionalisme di China adalah:
1. Penyelewengan dan kelemahan Dinasti Manchu.
a. Dinasti Manchu memerintah china secara feodal dan memperbudak orang-orang china.
b. Sesudah kaisar terakhir Manchu meninggal, lenyap sudah kemakmuran china karena terjadi perebutan kekuasaan dalam dinasti Manchu.
c. China seolah-olah dijual kepada bangsa barat.
d. Banyak korupsi dalam kubu dinasti.
2. Kesadaran bangsa China.
a. Kekalahan dari jepang (dalam perang candu II) menyadarkan golongan progresif betapa lemahnya china saat berada di bawah dinasti Manchu.
b. Keburukan pejabat dinasti Manchu, kekalahan militer dan dipengaruhi dengan bangsa barat membuat rakyat china tidak lagi percaya dengan dinasti Manchu.
3. Munculnya tokoh nasionalisme Sun Yat Sen.
a. Cita-cita Sun Yat Sen adalah membebaskan China dari pemerintahan dinasti Manchu yang menyebabkan rakyat china menderita.
b. Prinsip Sun Yat Sen, San Min Chu I (3 asas rakyat): min tse (nasionalisme), min chu (demokrasi), min sheng (sosialisme), bertujuan menjadikan china bangsa merdeka dengan pemerintah pusat yang demokratis, berkehidupan layak, serta sejajar dengan bangasa lain di dunia. Perkembangan nasionalisme china mendorong revolusi chjina tahun 1911. Melalui canton (ibu kota kuantun) masuklah ide-ide, paham-paham, dan pikiran barat yang liberal. Dibawah Sun Yat Sen, mereka bersatu dan bersama-sama menggulingkan pemerintahan Manchu dan mengusir bangsa barat dari china. Perkembangan nasionalisme china setelah revolusi sangat dipengaruhi oleh modernisasi yang mendapat pengaruh dari paham barat.
        Sebab khusus timbulnya nasionalisme China adalah sebagai berikut:
1. Lenyapnya kepercayaan rakyat China terhadap Dinasti Manchu. Dinasti Manchu yang pernah membawa kejayaan China, kemudian menjadi pudar setelah kedua kaisar besar (K'ang Hsi dan Ch'ien Lung) meninggal. Akibatnya, lenyap pula kemakmuran China.
2. Pemerintahan Manchu dianggap kolot dan telah bobrok.
3. Adanya korupsi dan pemborosan yang merajalela, terutama di kalangan Istana Manchu.
4. Kekalahan China dalam Perang China–Jepang I.
5. Munculnya kaum intelektual China. Mereka telah mengenal paham - paham barat, seperti liberalisme, nasionalisme, dan demokrasi. Dari kaum intelektual inilah kemudian muncul cita-cita untuk menggulingkan pemerintahan Manchu.

B.      Pembahasan Mengenai Nasionalisme China
1. Runtuhnya Dinasti Manchu.
Mulai pertengahan abad ke-17 ( 1644), China berada di bawah kekuasaan dinasti asing yakni Dinasti Machu. Dibawah pemerintahan Kaisar K'ang Hsi (1662–1722) dan Ch'ien Lung (1736–1796), China mengalami masa kejayaan. Akan tetapi, setelah meninggalnya kedua kaisar tersebut. Dinasti Manchu berangsur-angsur mengalami kemunduran dan akhirnya runtuh.
1. Perang Candu (1839–1842).
Gerakan kebangsaan China tidak hanya berjuang untuk pembaharuan, tetapi juga untuk menentang pengaruh orang asing, dan meruntuhkan dinasti Manchu seperti yang telah dijelaskan diawal tadi. Berawal dari aktivitas Inggris yang memasukkan candu secara besar-besaran ke China tanpa membayar bea cukai menyebabkan China (Lin Tse Hsu) membuang 20.000 peti candu seharga 9 juta dollar ke laut. Hal ini menimbulkan ketegangan antara China dan Inggris sehingga meletuslah Perang Candu. Perang berakhir dengan kemenangan Inggris dan diakhiri dengan Perjanjian Nanking, 29 Agustus 1842.
Perjanjian Nanking isinya, antara lain sebagai berikut:
a) China menyerahkan Hongkong kepada Inggris.
b) China mengganti kerugian perang sebesar 6 juta dollar.
c) Lima kota pelabuhan (Canton, Amoy, Foochow, Ningpo, dan Shanghai) dibuka untuk perdagangan asing. Kekalahan China dalam Perang Candu ini mengakibatkan martabat bangsa China menurun dan suramnya Dinasti Manchu di dunia internasional.
2. Pemberontakan T'ai Ping.
Pemberontakan ini dilakukan oleh rakyat China yang bertujuan untuk menggulingkan kekuasaan Dinasti Manchu. Adapun sebab-sebab timbulnya pemberontakan T'ai Ping, antara lain sebagai berikut:
a) Lenyapnya kepercayaan rakyat China terhadap Dinasti Manchuakibat kekalahannya dalam Perang Candu.
b) Rakyat yang sudah menderita masih dibebani pajak yang tinggi untuk ganti kerugian perang.
c) Timbulnya semangat nasionalisme.
d) Berkembangnya agama Kristen Pemberontakan meletus pada tahun 1851 di Kwangsi di bawah pimpinan Hung Hsiu Chuan. Dengan paham Kristennya, Hung ingin membebaskan rakyat China dari kekuasaan Dinasti Mancu yang korup dan bobrok. Di Nanking, Hung Hsiu Chuan berhasil mengangkat dirinya menjadi raja dengan gelar T'ien Wang (Kaisar Langit) dan kerajaannya dinamakan T'ai Ping Tien Kuo (Kerajaan Surga yang Abadi). Namun, pemberontakan ini akhirnya berhasil dipadamkan oleh Dinasti Manchu pada tahun 1864.
3. Perang China Jepang I (1894–1895)
Lama sebelum perang berlangsung, Korea adalah negeri jajahan China. Namun, mulai 1894 Jepang menaruh perhatian yang sangat besar kepada Korea sehingga berusaha merebutnya dengan melawan China. Perang berakhir dengan kemenangan Jepang dan diakhiri dengan Perjanjian Shimonoseki, 17 April 1895. Perjanjian Shimonseki isinya, antara lain sebagai berikut:
a) China mengakui kemerdekaan Korea.
b) China harus menyerahkan Kepulauan Pescadores dan Taiwan kepada Jepang.
c)  China harus membayar ganti kerugian besar sebesar 200 juta tael.
4)  Pemberontakan Boxers.
Gerakan Boxers semula anti terhadap Dinasti Manchu, namun oleh Kaisar Janda Tua, yakni Ibu Tzu Hsi, kemudian dibujuk supaya anti terhadap Barat. Boxes mengepung perwakilan Barat yang ada di Peking. Karena merasa terancam, negara-negara Barat yang mempunyai perwakilan di Peking kemudian membentuk pasukan internasional. Berkat pasukan internasional gerakan Boxers berhasil dipadamkan dan diakhiri dengan Protokol Peking 1901.
2. Tokoh dan Nasionalisme di China.
a. Nasionalisme China.
        Dinasti terakhir kekaisaran China adalah dinasti Manchu yang memerintah sekitar tahun 1644 sampai dengan 1912 yang berasal dari Asia Tengah, sehingga sebenarnya merupakan dinasti asing bagi rakyat China. Kaum atau penduduk bangsa Manchu adalah seorang tuan-tuan tanah besar yang telah memmiliki hak-hak istimewa. Dalam abad ke 19 kekaisaran China dalam keadaan lemah, sehingga tidak mampu menghadapi kekuasaan Eropa. Akibat kekalahannya dalam perang candu, China harus menyerahkan Hongkong dan lima pelabuhan harus dibuka bagi bangsa Eropa saat itu. Dalam perang dengan Jepang pada tahun 1894-1895 kekaisaran China juga kalah dan terpaksa harus melepaskan Formosa kepada Jepang berdasarkan perjanjian Syimonoseki.
b. Riwayat Singkat Dr. Sun Yat Sen.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQ68pvdjB3C6jAZxBf3vI4W8jifTEa0spHBFH6i0p_AIEPPIDmYWnHZxlzhsq_pVK2KaMM2owd9of6DUOAlZ-kktJWY6OKmvUnOOz6YsseCNlxbs6DGm77rCrt9iAx2cW17uC8h4Yh4mXL/s280/sun-yat-sen-1.jpg
        Dr. Sun Yat Sen merupakan salah satu tokoh nasional dalam sejarah China. Ia merupakan seorang negarawan Republik China dan sekaligus pemimpin revulosi China. Sun Yat Sen dilahiran di Suatu desa tani Hsiangshanhsien, provinsi Kwangtung pada 12 November 1866 M, nama lain dari Sun Yat Sen adalah Sun Wen. Pada masa kecilnya ia dikenal sebagai anak yang cerdas, dan berani menentang kebiasaan –kebiasaan yang kolot, mislanya kebiasaan mengikat kaki wanita supaya tetap kecil. Dalam usia 13 tahun, ia pergi ke Honolulu mengunjungi abangnya. Di Honolulu oleh abangnya Sun Yat Sen dimasukkan ke sekolah bioskop (sekolah Kristen). Kemudian ia bersimpati dan ingin memeluk agama Kristen, akan tetapi ayahnya melarangnya dan bahkan ia dipanggil pulang ke tanah airnya tahun 1882 M, untuk selanjutnya membantu ayahnya bekerja d sawah.
        Di kampunnya Sun Yat Sen menghasut anak-anak muda untuk menentang kepercayaan berhala, misalnya mereka merusak patung-patung dewa, hal ini berakibat Sun Yat Sen diusir dari kampungnya. Pada tahun 1884 M Sun Yat Sen masuk ke Queen’s College di Hongkong dan lulus pada 1892 M. Pekerjaannya sebagai tabib tidak memuaskan hatinya, dan ia lebih tertarik pada bidang politik. Oleh karena itu pula ia memutuskan untuk berkecimpung di dunia politik dan hendak menggulingkan kekuasaan Dinati Manchu, yang telah membuat rakyat China menderita. Sejak kecil beliau sudah dihadapkan pada negaranya yang kacau, dan merasakan betapa sengsara dan menderitanya rakyat China. Dalam perkembangan selanjutnya, Dr. Sun Yat Sen dikenal sebagai pemimpin bangsa. Bahkan sesudah revolusi politik berhasil menumbangkan kekuasaan Dinasti Manchu, ia diangkat menjadi presiden Republik China. Pada tahun 1925 Dr. Sun Yat Sen meninggal dunia setelah mengalami kekecewaan dan perjuangan berat. Selama 40 tahun ia mengabdikan diri untuk mencapai kemerdekaan dan persamaan bangsa China.
c. Ajaran Dr. Sun Yat Sen.
        Kekalahan demi kekalahan diderita oleh China akibat pemerintahan Manchu yang makin lemah. Hal ini menyadarkan rakyat China, terutama kaum muda untuk bangkit menyelamatkan bangsa dan negaranya. Dari kelompok inilah, kemudian tampil salah seorang tokoh nasional Sun Yat Sen.  Dalam 1905 M Sun Yat Sen mengunjungi Eropa, tepatnya di Belgia. Di Brussel ia membentangkan ajarannya yang disebut San Min Chu I (Tiga Asas Rakyat). Ia mencita-citakan lenyapnya Dinasti Manchu dan selanjutnya China akan diatur dan diperintah oleh bangsa China sendiri. Pemerintahan yang diinginkan adalah Republik yang Demokratis. China harus merupakan negara kesatuan.
Menurut Dr. Sun Yat Sen, demokrasi terdiri dari 3 dasar, yaitu:
1. Min T’sen (Nasionalisme)
Sun Yat Sen menghendaki adanya suatu bangsa dan negara yakni bangsa/negara China sebagai satu kesatuan. Asas ini diletakkan paling atas karena langsung menyangkut bangsa-bangsa barat yang telah membagi bangsa China sebagai daerah pengaruh atau eksploitasi mereka.
2. Min Chu (Demokrasi)
Pemegang kedaulatan tertinggi dalam negara adalah rakyat. Pemerintahan dijalankan oleh rakyat, dari rakyat dan untuk rakyat. Sun Yat Sen menginginkan pemerintahan China yang baru adalah republik yang demokratis. Sehubungan dengan itu pemerintahan Monarki harus dilenyapkan karena dapat dipergunakan sebaga alat bagi para raja dan kaisar untuk melampiaskan kesenangannya. Perubahan bentuk pemerintahan ini hanya dapat dicapai dengan revolusi.
3. Min Sheng (Sosialisme)
        Min Sheng memiliki makna berarti penghidupan. Dengan asas San Min Chu I, Sun Yat Sen bercita-cita setelah Manchu runtuh akan dibentuk satu pemerintahan pusat yang demokratis. Di samping itu, akan mengangkat harkat dan martabat bangsa China sejajar dengan negara-negara Barat. Ia berhasil mengadakan pendekatan kepada rakyat dan menghimpun kekuatan rakyat di China Selatan untuk menggulingkan Manchu. Pada tanggal 10 Oktober 1911 meletuslah revolusi di Wuchang (Wuchang Day) di bawah pimpinan Li Yuan Hung dan berhasil menggulingkan kekuasaan Manchu. Itulah sebabnya, tanggal 10 Oktober 1911 kemudian dijadikan hari Kemerdekaan China. Dengan Revolusi China 1911, berarti runtuhlah kekuasaan Manchu. Selanjutnya, pada tanggal 1 Januari 1912 Sun Yat Sen dipilih sebagai Presiden China yang baru. Saat itu, wilayah China baru meliputi wilayah China Selatan dengan Nanking sebagai ibu kotanya. China Utara diperintah oleh Kaisar Hsuan Tsung (yang masih kanak-kanak) dengan didampingi oleh Yuan Shih Kai menyerahkan kekuasaan kepada rakyat China (12 Februari 1912). Demikian berakhirlah kekuasaan Manchu di China.
        Wilayah China Selatan dan China Utara berhasil dipersatukan. Yuan Shih Kai yang turut menandatangani penyerahan kekuasaan dan diberi kekuasaan untuk mengaturnya. Ia pun berambisi besar untuk menjadi presiden. Demi tetap tegaknya Republik China dan untuk terhindar dari perang saudara maka Sun Yat Sen mengundurkan diri dari jabatan presiden (15 Februari 1912) dan menyerahkannya kepada Yuan Shih Kai. Sun Yat Sen mengundurkan diri ke Canton pada bulan Agustus 1912 dan mendirikan Partai Kuo Min Tang (nasional) dengan asas San Min Chu I. Pada perkembangannya, setelah Yuan Shih Kai menjadi presiden, ia bertindak diktator seperti kaisar. Pada tahun 1916, Yuan Shih Kai meninggal sehingga memberi kesempatan Sun Yat Sen kembali memimpin China Selatan.
        Di China Utara kemudian berdiri Partai Kung Chang Tang (komunis) di bawah pimpinan Li Li-san sebagai tandingan Partai Kuo Min Tang. Sun yat Sen bercita-cita untuk menyatukan seluruh China, namun sayang cita - citanya belum terwujud telah meninggal dunia ( 1925) dan digantikan oleh Chiang Kai ShekDengan asas San Min Chu I, Sun Yat Sen bercita-cita setelah Manchu runtuh akan dibentuk satu pemerintahan pusat yang demokratis. Di samping itu, akan mengangkat harkat dan martabat bangsa China sejajar dengan negara-negara Barat. Ia berhasil mengadakan pendekatan kepada rakyat dan menghimpun kekuatan rakyat di China Selatan untuk menggulingkan Manchu.
d. Peran Dr. Sun Yat Sen Dalam Nasionalisme di China
        Salah satu tokoh nasionalis China adalah Dr. Sun Yat Sen. Berikut ini simaklah perjuangan Dr. Sun Yat Sen . Dr. Sun Yat Sen merupakan tokoh nasionalis China ternama. Ia mencita-citakan China baru yang didasarkan San Min Chu I (Tiga Sendi Kedaulatan Rakyat) yaitu nasionalisme, demokrasi dan sosialisme. Revolusi nasional di bawah pengaruhnya meletu di Wuchang 11 Oktober 1911. Mulanya revolusi ini berperan di China Selatan, sementara China Utara masih dikuasai orang Manchu (kaisar Pu Yi) dan para Warlord.   Demi membentuk China bersatu (utara dan selatan) ia rela menjadi presiden jendral Yuan Shih Kai 1911-1916 (salah satu Warlord yang berpengaruh). Sementara Dr. Sun Yat Sen mengundurkan diri ke Kanton dan mendirikan KuoMinTang (Partai Nasionalis). Antara 1916-1922 di China terjadi kekacauan dan akhirnya dapat dipadamkan dan Dr. Sun Yat Sen menjadi preesiden sampai akhir hayatnya 1924.Pengganti Dr. Sun Yat Sen adalah Chuang Kai Shek. Chiang berhasil mengalahkan panglima perang.
        Keberhasilan Chiang ditopang oleh cara agen komunis yang mempengaruhi rakyat(petani di Utara) untuk menentang para panglima perang. Tetapi Chiang khawatir kaum komunis akan berbalik menentangnya. Kemudian, dia memerintahkan pembantaian para pendukung kaum komunis. Jenderal Chiang Kai Sek dan kaum komunis walaupun telah berjuang bersamasama, tetapi satu sama lain tidak saling percaya. Salah seorang komunis yang bernama Mao Zedong selamat dari pembantaian itu. Kemudian dia memimpin perlawanan dengan membentuk pemerintahan yang berkiblat kepada Soviet. Akhirnya pasukan Mao berjaya. Tahun 1949, Mao mendirikan Republik Rakyat China (RRC). Sementara Chiang Kai Shek yang di dukung Amerika Serikat namun tidak di dukung oleh rakyat (petani) beserta pendukungnya meninggalkan China daratan maupun lautan melanjutkan pemerintahan menurut garis politik kuo Min Tang.
e. Kesadaran Bangsa China.
        Perang China-Jepang membuka mata “Golongan Progresif”(Golongan Intelektual dan cendikiawan) di China, sehingga mereka bukan saja mengetahui bahwa China telah begitu lemah sehingga kalah dalam perang melawan bekas “muridnya” (Jepang), melainkan mereka juga mengetahui bahwa Jepang yang kecil itu telah menarik keuntungan dari ilmu pengetahuan barat sehingga dapat memodernisasi diri hingga akhirnya dapat memenangkan perang melawan China. Golngan progresiflah yang kemudian muncul membentuk suatu gerakan yang bercita-cita menggulingkan pemerintahan Manchu.
        Keburukan-keburukan dari para pembesar-pembesar Manchu banyak diketahui oleh golongan progresif memicu berkobarnya semangat nasionalisme di China. Kekalahan Dinasti Manchu dalam pergulatan militer atau perang dan diplomatik dengan negara-negara Barat menyebabkan “Golongan Progresif” yang revolusioner semakin agresif, mereka semakin merasakan saat-saat untuk bergerak sudah diambang pintu. Adanya kekacauan di China terlihat dari banyaknya peperangan yang kemudian diakhiri dengan perjanjian-perjanjian yang banyak merugikan pihak China. Hal tersebut semakin menyadarkan rakyat China bahwa meluasanya pengaruh bangsa barat akan sangat membahayakan.
3. Tujuan Nasionalisme China.
        Revolusi China 1911 dan China dalam perang dunia I terjadi karena timbulnya nasionalisme China. Dengan adanya penyelewengan  dan kelemahan dinasti Manchu.  Dinasti Manchu merupakan pemerintahan asing sebab bangsa Manchu bukan penduduk asli China. Dinasti Manchu memerintah secara feodal, memperbudak rakyat China. Sesudah kaisar besar dari Manchu meninggal dunia, lenyap pulalah masa kemakmuran China. Dengan terjadinya perebutan kekuasaan diantara putra-putra kaisar. Adanya kekacauan di China terwujud dalam peperangan dan diahkiri dengan perjanjian-perjanjian yang banyak merugikan China. Sebagai tokoh pahlawan nasional nama Sun Yat Sen tercatat dalam sejarah dan sekaligus pemimpin  revolusi China.
        Tokoh inilah yang membawa perubahan sangat besar karena dengan adanya Sun Yat Sen segalanya berubah menjadi baik. Semisal, Sistem pemerintahnya komunis menjadi demokrasi karena komunisme sebetulnya tidak cocok dengan kepribadian bangsa China. Hal lainya adalah meredanya pertempuran, serta yang paling berarti adalah kemerdekaan China karena telah menumbangkan dinasti Manchu karena dinasti inilah penyebab terjadinya perang disebabkan sistem pemerintahanya yang dinilai salah oleh kaum Revolusioner. Juga pada masa revolusi China juga terjadi penyatuan 5 suku bangsa yang ada di China, hal inilah yang sebetulnya membawa perdamaian di China, yang mana secara resmi diresmikan tanggal 10 oktober.
4. Dampak Nasionalisme China.
1. China dengan semangat nasionalisme yang dipimpin oleh Sun yat Sen berhasil menggulingkan pemerintahan Manchu. China muncul menjadi Negara republic dan dapat mengetahui pengaruh yang ditimbulkan dari Negara lain untuk mereka.
2. Jepang dalam nasionalismenya mmapu menjadi graet of power dengan mengalahkan rusia, hal ini dipandang sebagai permulaan nasionalisme di asia yang sebenarnya.
3. Jepang merupakan pendorong bagi nasionalisme asia. Jepang berjasa menanamkan kesadaran bahwa bangsa kulit putih bukanlah suatu bangsa yang tidak dapat dikalahkan.
4. Nasionalisme di Korea menjadikan korea utara dan korea selatan menjadi dua bangsa yang berbeda.

C.      Kesimpulan
China merupakan negara yang memiliki sejarah cukup tua. Negara ini diperintah oleh berbagai dinasti. Kepala pemerintahannya disebut kaisar. Salah satu dinasti asing yang pernah menguasai China adalah dinasti Manchu (dinasti Ching) 1644 – 1912 yang berasal dari Manchuria. Nasionalisme China tersulut setelah rakyat kecewa terhadap penguasa Manchu yang dinilai bukan dinasti keturunan China. Kebencian itu semakin memuncak setelah bangsa Inggris mengungguli pasukan kaisar dalam Perang Candu tahun 1842. Kaisar dinilai lemah dan bertanggung jawab atas penderitaan rakyat China akibat penjajahan bangsa Eropa, AS dan Jepang. Akhirnya revolusi pun pecah. Kaisar Manchu tahun 1911 digulingkan oleh rakyatnya sendiri dan China menjadi republik. Namun republik ini rapuh karena panglima perangnya saling bertikai.

Sumber :

                                                              Tugas Sejarah Peminatan
                                                                    Nama Kelompok :
                                                                    1. Diky Anwar
                                                                    2. Abdul Mashuri
                                                                    3. Adeliya Febriyani
                                                                    4. Dini Apriliani
                                                                    5. Engkus Kusswara
                                                                    6. Nunik Atiekah
                                                                    7. Putri Ajiasti
                                                                    8. Riski Agung Prayoga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar