Kamis, 16 Juni 2016

Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia



Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia
1. Flora Indonesia
Indonesia merupakan suatu negara berbentuk kepulauan yang terdiri atas lebih dari 17.000 pulau dan sebagian besar wilayahnya berupa lautan. Kondisi wilayah yang berbentuk pulau-pulau dan dikelilingi oleh laut mengakibatkan keadaan flora di Indonesia menjadi sangat beragam. Keadaan flora di Indonesia dapat diklasifikasikan menjadi dua subregion, yaitu subregion Indonesia-Malaysia di wilayah Indonesia Barat dan subregion Australia di wilayah Indonesia Timur.
Secara garis besar, flora Indonesia terdiri atas empat kawasan flora, yaitu Flora Sumatra-Kalimantan, Flora Jawa-Bali, Flora Kepulauan Wallacea, dan Flora Irian Jaya (Papua). Jenis-jenis vegetasi yang tersebar di empat kawasan flora tersebut terdiri atas vegetasi hutan hujan tropis, hutan musim, hutan pe gunungan, sabana tropis, dan hutan pinggiran atau hutan bakau (mangrove).
sumber: www.pohnpeiheaven.com
a. Flora Sumatra–Kalimantan
      Sebagian besar wilayah Sumatra dan Kalimantan merupakan wilayah iklim hutan hujan tropis atau tipe Af berdasarkan klasifikasi Iklim Koppen. Iklim di wilayah ini dicirikan dengan adanya tingkat kelembapan udara dan curah hujan yang selalu tinggi sepanjang tahun. Oleh karena itu, tipe vegetasi yang mendo minasi wilayah ini ialah hutan hujan tropis, yaitu tipe hutan lebat dengan jenis tumbuhan yang sangat heterogen. Pohon - pohonnya tinggi dan sangat rapat, di bawahnya ditumbuhi berbagai jenis tumbuhan yang lebih rendah dan tanahnya ditumbuhi perdu dan Mangrove (hutan bakau) merupakan jenis vegetasi yang terdapat di Indonesia. Biosfer rumput-rumputan sebagai penutup.
      Beberapa jenis flora khas daerah Sumatra-Kalimantan adalah tumbuhan meranti (dipterocarpus), berbagai jenis epifit, seperti anggrek, berbagai jenis lumut, cendawan (jamur), dan paku-pakuan, serta tumbuhan endemik yang sangat langka, seperti Rafflesia arnoldi yang penyebarannya hanya di sepanjang Pegunungan Bukit Barisan dari mulai Nanggroe Aceh Darussalam sampai Lampung.
Sumber: www.emp.pdx.edu
b. Flora Jawa–Bali
      Kondisi iklim kawasan Pulau Jawa sangat bervariasi dengan tingkat curah hujan dan lembapan udara semakin berkurang ke arah timur. Dan Iklim Musim Tropis (Am). Semakin ke timur, tipe iklim bergeser ke arah tipe iklim yang lebih rendah curah hujannya. Akhirnya ditemui beberapa wilayah Iklim Sabana Tropik (Aw) di Pulau Bali. Keadaan ini membawa pengaruh terhadap pola vegetasi alam yang ada. Kawasan hutan hujan tropis di wilayah ini sebagian besar terdapat di Jawa Barat, seperti di Gede-Pangrango, Cibodas, dan Pananjung. Adapun wilayah utara Pulau Jawa yang memanjang mulai dari Jawa Barat bagian utara, Jawa Tengah, sampai Jawa Timur merupakan kawasan hutan musim tropis yang meranggas atau menggugurkan daunnya pada musim kemarau. Jenis flora khas hutan musim tropis antara lain pohon jati.
Jenis vegetasi yang mendominasi wilayah Jawa bagian timur dan Pulau Bali adalah vegetasi sabana tropis. Wilayah-wilayah pegunungan yang cukup tinggi di Pulau Jawa maupun di Pulau Bali banyak ditutupi oleh vegetasi hutan pegunungan tinggi.
c. Flora Kepulauan Wallacea
      Wilayah Kepulauan Wallacea adalah pulau-pulau di wilayah Indonesia bagian tengah yang terdiri atas Pulau Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, Pulau Timor, dan Kepulauan Maluku. Wilayah-wilayah ini memiliki sifat iklim yang lebih kering dan kelembapan udara yang lebih rendah di banding kan dengan wilayah-wilayah Indonesia lainnya. Rafflesia arnoldi merupakan salah satu flora khas Sumatra-Kalimantan.
Corak vegetasi yang terdapat di Kepulauan Wallacea meliputi :
1) vegetasi sabana tropis di wilayah Nusa Tenggara;
2) vegetasi hutan pegunungan di wilayah pegunungan yang terletak
di Pulau Sulawesi;
3) vegetasi hutan campuran di wilayah Maluku, yang terdiri atas berbagai
jenis rempah-rempah (pala, cengkih, kayu manis), kenari, kayu eboni,
dan lontar sebagai tanaman khas di daerah ini.
d. Flora Papua (Irian Jaya)
      Kondisi iklim Papua (Irian Jaya) sebagian besar merupakan tipe hutan hujan tropis atau Af sehingga jenis vegetasi yang menutupi kawasan tersebut adalah hutan hujan tropis. Berbeda dengan wilayah Indonesia bagian barat, vegetasi di wilayah ini memiliki corak hutan hujan tropis tipe Australia Utara, dengan jenis flora yang khas yaitu ekaliptus.
                                                                                                         Wilayah pegunungan Jaya                                                                                                                  jayaditumbuhi jenis vegetasi                                                                                                              pegunungan tinggi, sedangkan  di daerah pantai banyak                                                                                              dijumpai vegetasi hutan bakau (mangrove). Berdasarkan                                                                                     persebarannya, flora di Indonesia dari daerah pantai                                                                                               ke Pegunungan tinggi adalah    sebagai berikut :

Sumber: www.beekeeping.co.za
a.Hutan Bakau (mangrove), terletak di daerah pantai landai dan berlumpur yang berada dalam jangkauan pasang surut air laut. Vegetasi hutan mangrove terdiri atas jenis vegetasi homogen, serta memiliki akar penyangga dan napas yang terletak di atas permukaan. Hutan ini sangat berperan mengurangi laju erosi oleh laut (abrasi) dan untuk perkem bangbiakan ikan, antara lain bandeng dan berbagai jenis udang. Hutan Bakau (mangrove) tersebar di Pantai Papua, Sumatra bagian timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan pantai utara Pulau Jawa.
b.Hutan rawa, terletak lebih jauh kedaratan daripada hutan bakau. Hutan ini banyak terdapat sumatera bagian timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Jawa bagian utara.
c.Hutan Musim, terdapat didaerah yang panas serta memiliki perbedaan musim hujan dan kemarau yang jelas. Jenis pohonnya seperti jati, kapuk, dan angsana. Hutan ini terdapat di Jawa tengah, Jawa barat, Jawa timur,dan Nusa tenggara.
d. Hutan hujan tropis, jenis hutan ini terdapat pohon-pohon yang tinggi yang sangat rapat membentuk kanopi lebar yang selalu hijau sepanjang tahun, dan terdiri atas berbagai jenis vegetasi yang sangat heterogen. Di dalamnya tumbuh jenis tanaman epifit, seperti anggrek dan
cendawan, serta tumbuhan merambat, seperti rotan dan liana. Jenis hutan hujan tropis di Indonesia terdapat di Pulau Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, sebagian Jawa Barat, dan Papua.
Sumber: www.forestry.gov.gy
e.Sabana (Savana), yaitu padang rumput yang diselingi pepohonan yang bergerombol. Sabana terdapat di daerah yang curah hujannya rendah, seperti di Nusa Tenggara sehingga daerah ini sangat sesuai untuk dijadikan daerah peternakan.
f. Steppa atau padang rumput, banyak terdapat di daerah yang mengalami musim kemarau yang panjang dan curah hujan rendah. Penyebaran steppa di Indonesia yaitu di daerah Kepulauan Nusa Tenggara terutama di Nusa Tenggara Timur (NTT).
g.Hutan pegunungan, adalah jenis hutan yang pada umumnya terdiri atas vegetasi berdaun jarum (conifer), sedangkan pada daerah yang lebih tinggi jenis vegetasinya berupa pohon-pohon pendek yang diselingi semak belukar. Pada pegunungan yang sangat tinggi dengan kondisi suhu sangat rendah dan berkabut, jenis vegetasi yang dapat tumbuh hanyalah lumut. Daerah penyebaran hutan pegunungan tinggi antara lain di pegunungan tinggi Jaya Wijaya
(Papua), Bukit Barisan (Sumatra), serta pegunungan tinggi di Jawa, Bali, Kalimantan, dan Sulawesi.

2. Fauna Indonesia
     Pola persebaran fauna di Indonesia sangat dipengaruhi oleh persebaran tumbuhan, kondisi geografis Indonesia yang berada di antara Benua Asia dan Australia, serta kondisi geologis Indonesia yang berada pada dua landas kontinen (continental shelf) yaitu landas kontinen Asia dibagian barat dan landas kontinen Australia di Indonesia bagian timur. Pola persebaran Fauna di Indonesia dapat dibedakan menjadi tiga kelompok wilayah, yaitu wilayah Fauna Indonesia Tipe Asiatis, Fauna Indonesia tipe Peralihan (Asia-Australis), serta Fauna Indonesia Tipe Australis.
a. Fauna Indonesia Tipe Asiatis
     Wilayah Fauna Indonesia Tipe Asiatis sering pula disebut Wilayah fauna Indonesia Barat atau Wilayah Fauna Tanah Sunda. Wilayah fauna Indonesia yang bercorak Asiatis terdapat di Indonesia bagian barat meliputi Pulau Sumatra, Jawa, Bali, dan Kalimantan, serta pulau-pulau
kecil di sekitarnya. Wilayah fauna Indonesia bagian barat (Tipe Asiatis) dengan wilayah fauna Indonesia bagian tengah (Tipe Asia-Australis) dibatasi oleh Garis Wallace. Jenis-jenis Fauna Indonesia Tipe Asiatis, antara lain sebagai berikut :
1) Mamalia, terdiri atas gajah, badak bercula satu, rusa, tapir, banteng, kerbau, monyet, orangutan, harimau, macan tutul, macan kumbang, tikus, bajing, beruang, kijang, anjing hutan, kelelawar, landak, babi hutan, kancil, dan kukang.
Sumber: Heinemann Outcomes Geography 1, 2000
Orangutan yang berada di Pulau Kalimantan termasuk fauna Indonesia Tipe Asiatis.


2) Reptilia, terdiri atas biawak, buaya, kura-kura, kadal, ular, tokek, bunglon, dan trenggiling.
3) Burung, terdiri atas elang bondol, jalak, merak, ayam hutan, burung hantu, kutilang, dan berbagai jenis unggas lainnya.
4) Ikan, terdiri atas mujair, arwana, dan pesut (mamalia air tawar), yaitu sejenis lumba-lumba yang hidup di Sungai Mahakam.
5) Serangga, terdiri atas berbagai jenis kumbang dan kupu-kupu, serta berbagai jenis serangga yang bersifat endemik.
b. Fauna Indonesia Tipe Asia - Australis
     Wilayah Fauna Indonesia Tipe Asia-Australis sering pula disebut Wilayah Fauna Indonesia Tengah atau Wilayah Fauna Kepulauan Wallacea. Wilayah ini meliputi Pulau Sulawesi, Timor, Kepulauan Nusa Tenggara, dan Kepulauan Maluku.
Jenis-jenis Fauna Indonesia Tipe Asia-Australis, antara lain sebagai Berikut :
1) Mamalia, terdiri atas anoa, babi rusa, tapir, ikan duyung, kuskus, monyet hitam, beruang, tarsius, monyet seba, kuda, sapi, dan banteng.
2) Amphibia, terdiri atas katak pohon, katak terbang, dan katak air.
3) Reptilia, terdiri atas ular, buaya, biawak, dan komodo.
4) Berbagai macam burung, antara lain burung dewata, maleo, mandar, raja udang, burung pemakan lebah, rangkong, kakatua, merpati, dan angsa.
c. Wilayah Fauna Indonesia Tipe Australis
     Wilayah Fauna Indonesia Tipe Australis disebut juga Wilayah Fauna Indonesia Timur atau Wilayah Fauna Tanah Sahul, meliputi Pulau Irian Jaya (Papua), Kepulauan Aru, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Wilayah fauna Indonesia Timur (Tipe Australis) dengan Fauna Indonesia Tengah (Tipe Asia-Australis) dibatasi oleh Garis Weber.
Jenis-jenis Fauna Indonesia Tipe Australis, antara lain
sebagai berikut :                                                      
1) Mamalia, terdiri atas kanguru, walabi, beruang, koala
, nokdiak (landak Irian), oposum layang (pemanjat berka
ntung), kuskus, biawak, kanguru pohon, dan kelelawar.
2) Reptilia, terdiri atas buaya, biawak, ular, kadal, dan
 kura-kura.
3) Amphibia, terdiri atas katak pohon, katak terbang,
dan katak air.
sumber: Wild Animals, 2000
4) Burung, terdiri atas kakatua, beo, nuri, raja udang, cendrawasih, dan
kasuari.
5) Ikan, terdiri atas arwana dan berbagai jenis ikan air tawar lainnya yang jumlah spesiesnya relatif lebih sedikit jika dibandingkan dengan wilayah Fauna Indonesia Barat dan Tengah.
E. Usaha Pelestarian Flora dan Fauna
     Akibat adanya bencana, seperti kebakaran hutan dan gunung meletus, serta kebutuhan hidup manusia yang terus meningkat, jumlah maupun jenis flora dan fauna semakin lama semakin berkurang, atau bahkan punah sama sekali keberadaannya di alam. Untuk menghindari kelangkaan dan kepunahan jenis tumbuhan (flora) dan satwa (fauna) tertentu maka diperlukan berbagai upaya pelestarian dari berbagai pihak, antara lain dengan dikeluarkannya undang-undang dan berbagai peraturan tentang pelestarian tumbuhan dan satwa.
     Perlindungan dan pelestarian tersebut tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Perlindungan Satwa dan Tumbuhan, Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 301/Kpts-II/1991 tentang Daftar Satwa yang Dilindungi di Indonesia, SK Menteri Pertanian No. 82/Kpts-II/1992 tentang Penetapan Tambahan Beberapa Jenis Satwa yang Dilindungi oleh Undang-undang, serta beberapa Surat Keputusan (SK) pemerintah lainnya. Salah satu pasal yang berhubungan dengan usaha perlindungan dan pelestarian satwa di Indonesia, tercantum dalam Undang-undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi sumber daya alam hayati  dan ekosistemnya.
     Dalam pasal 21 dinyatakan bahwa setiap orang dilarang menangkap, membunuh, memiliki, memelihara, dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup atau mati termasuk bagian- bagian tubuhnya. Pelanggaran terhadap ketentuan ini merupakan kejahatan dan dapat dikenakan hukuman penjara maksimal lima tahun
dan denda maksimal Rp100.000.000,- Selain usaha-usaha tersebut, usaha lain yang tidak kalah pentingnya adalah dengan didirikannya bermacam-macam perlindungan alam seperti Taman wisata, taman nasional, kebun raya, hutan buru, hutan lindung, dan taman laut.
     Secara garis besar, perlindungan alam diklasifikasikan menjadi dua, yaitu perlindungan alam umum dan perlindungan alam dengan tujuan tertentu.
1. Perlindungan Alam Umum
Perlindungan alam umum adalah suatu bentuk perlindungan terhadap suatu kesatuan flora, fauna, dan lingkungannya. Perlindungan alam ini dibagi menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut :
a.  National Park atau Taman Nasional, merupakan keadaan alam yang menempati suatu daerah yang luas dan tidak diperkenankan ada rumah tinggal maupun bangunan industri. Tempat ini dimanfaatkan sebagai sarana rekreasi atau taman wisata tanpa mengubah ciri-ciri mendasar dari ekosistem. Misalnya, Taman Safari di wilayah Cisarua Bogor dan
Way Kambas di Lampung.
Sumber: www.fao.org
Taman Nasional Way Kambas di Provinsi Lampung menjadi wilayah konservasi gajah.

     Pada 1982 diadakan Kongres Taman Nasional Sedunia di Bali (World National Park Congress). Dalam kongres tersebut pemerintah Indonesia mengumumkan 16 taman nasional yang terdapat di Indonesia.
Untuk lebih jelasnya mengenai taman nasional di Indonesia, dapat Anda lihat pada Tabel 1.1 berikut ini :


Tabel 1.1
No
Taman Nasional
Provinsi
Luas
1
Kerinci Seblat
Sumatera barat
± 1.485.000 Ha
2
Gununng Leuser
Sumatera utara
± 793.000 Ha
3
Barisan selatan
Lampung, Bengkulu
± 365.000 Ha
4
Tanjung putting
Kalimantan tengah
± 355.000 Ha
5
Drumoga bone
Sulawesi utara
± 300.000 Ha
6
Lore lindu
Sulawesi tengah
± 231.000 Ha
7
Kutai
Sulawesi tengah
± 200.000 Ha
8
Manusela wainua
Kalimantan timur
± 189.000 Ha
9
Kepulauan seribu
DKI Jakarta
±108.000 Ha
10
Ujung kulon
Jawa barat
± 79.000 Ha
11
Besakih
Bali
± 78.000 Ha
12
Komodo
Nusa tenggara timur
± 75.000 Ha
13
bromo tengger, semeru
Jawa timur
± 58.000 Ha
14
Meru betiri
Jawa timur
± 50.000 Ha
15
Baluran
Jawa timur
± 25.000 Ha
16
Gede pangrango
Jawa timur
± 15.000 Ha
Table 1.1 Taman Nasional Way Kambas di Provinsi Lampung menjadi wilayah konservasi gajah.
b. Perlindungan Alam Terbimbing, merupakan perlindungan keadaan alam yang dibina oleh para ahli. Misalnya, Kebun Raya Bogor.
c.  Perlindungan Alam Ketat, merupakan perlindungan terhadap keadaan alam yang dibiarkan tanpa adanya campur tangan manusia, kecuali dipandang perlu. Tujuannya untuk penelitian dan kepentingan ilmiah. Misalnya, perlindungan badak bercula satu di Ujung Kulon.
2. Perlindungan Alam dengan Tujuan Tertentu
Perlindungan alam dengan tujuan tertentu adalah suatu bentuk perlindungan yang hanya ditujukan pada aspek tertentu saja (khusus).
Macam-macam perlindungan alam dengan tujuan tertentu antara lain sebagai berikut.
a.  Perlindungan Geologi, merupakan perlindungan alam yang bertujuan melindungi formasi geologi di wilayah tertentu. Misalnya, formasi Karst Rajamandala (masih dalam wacana) yang merupakan formasi batuan kapur di daerah Jawa Barat yang memiliki nilai-nilai geografi, geologi, dan antropologi, serta nilai sejarah yang sangat tinggi berkaitan dengan ditemukannya bentukan alam gua-gua dan fosil manusia Sunda Purba di daerah tersebut.
b. Perlindungan Alam Botani, merupakan perlindungan alam dengan tujuan untuk melindungi komunitas jenis tumbuhan tertentu. Misalnya, Kebun Raya Bogor.
c.  Perlindungan Alam Zoologi, merupakan perlindungan alam yang bertujuan untuk melindungi dan mengembangbiakkan hewan-hewan (fauna) langka.
d. Perlindungan Monumen Alam, merupakan perlindungan yang bertujuan melindungi benda-benda alam tertentu, seperti stalaktit, stalagmit, gua, dan air terjun.
Sumber: Planet Earth, 2000
Gua yang di dalamnya terdapat stalaktit dan stalagmit harus dilindungi kealamian dan kelestariannya.
e.  Perlindungan Alam Antropologi, merupakan perlindungan alam
yang bertujuan melindungi suku bangsa yang terisolir. Misalnya,
Suku Asmat di Papua dan Suku Badui di daerah Banten Selatan.
Sumber: www.icca-corporateaccountability.org
Suku Asmat di Papua termasuk perlindungan alam antropologi.
f.  Perlindungan Hutan, merupakan bentuk perlindungan yang bertujuan untuk melindungi dan melestarikan tanah, air, dan udara.
g. Perlindungan Ikan, merupakan perlindungan yang bertujuan untuk melindungi jenis ikan yang terancam punah.
h. Perlindungan Suaka Margasatwa, merupakan perlindungan dengan tujuan melindungi hewan-hewan yang terancam punah, seperti badak, gajah, dan harimau Sumatra.
i.  Perlindungan Pemandangan Alam, merupakan perlindungan yang bertujuan untuk melindungi keindahan alam. Misalnya, Ngarai Sianok di Sumatra Barat yang menjadi salah satu potensi wisata
dengan fenomena alamnya yang indah.
Sumber: http://n.1asphost.com
Ngarai Sianok di Sumatra Barat termasuk pada perlindungan pemandangan alam.










Tugas Mata Pelajaran Geografi
Nama Kelompok :
1. Diky Anwar
2. Erlina
3. Putri Ajiasti
                                                            4. Solehudin Al – fiqri
                                                            5. Tri gayuh mughnizal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar