Persebaran Flora
dan Fauna di Indonesia
1. Flora Indonesia
Indonesia
merupakan suatu negara berbentuk kepulauan yang terdiri atas lebih dari 17.000
pulau dan sebagian besar wilayahnya berupa lautan. Kondisi wilayah yang berbentuk
pulau-pulau dan dikelilingi oleh laut mengakibatkan keadaan flora di Indonesia
menjadi sangat beragam. Keadaan flora di Indonesia dapat diklasifikasikan
menjadi dua subregion, yaitu subregion Indonesia-Malaysia di wilayah Indonesia
Barat dan subregion Australia di wilayah Indonesia Timur.
Secara garis besar, flora Indonesia terdiri
atas empat kawasan flora, yaitu Flora Sumatra-Kalimantan, Flora Jawa-Bali,
Flora Kepulauan Wallacea, dan Flora Irian Jaya (Papua). Jenis-jenis vegetasi
yang tersebar di empat kawasan flora tersebut terdiri atas vegetasi hutan hujan
tropis, hutan musim, hutan pe gunungan, sabana tropis, dan hutan pinggiran atau
hutan bakau (mangrove).
sumber:
www.pohnpeiheaven.com
a. Flora Sumatra–Kalimantan
Sebagian
besar wilayah Sumatra dan Kalimantan merupakan wilayah iklim hutan hujan tropis
atau tipe Af berdasarkan klasifikasi Iklim Koppen. Iklim di wilayah ini
dicirikan dengan adanya tingkat kelembapan udara dan curah hujan yang selalu
tinggi sepanjang tahun. Oleh karena itu, tipe vegetasi yang mendo minasi wilayah
ini ialah hutan hujan tropis, yaitu tipe hutan lebat dengan jenis tumbuhan yang
sangat heterogen. Pohon - pohonnya tinggi dan sangat rapat, di bawahnya
ditumbuhi berbagai jenis tumbuhan yang lebih rendah dan tanahnya ditumbuhi
perdu dan Mangrove (hutan bakau) merupakan jenis vegetasi yang terdapat di
Indonesia. Biosfer rumput-rumputan sebagai penutup.
Beberapa
jenis flora khas daerah Sumatra-Kalimantan adalah tumbuhan meranti
(dipterocarpus), berbagai jenis epifit, seperti anggrek, berbagai jenis lumut,
cendawan (jamur), dan paku-pakuan, serta tumbuhan endemik yang sangat langka,
seperti Rafflesia arnoldi yang penyebarannya hanya di sepanjang Pegunungan
Bukit Barisan dari mulai Nanggroe Aceh Darussalam sampai Lampung.
Sumber:
www.emp.pdx.edu
b. Flora Jawa–Bali
Kondisi
iklim kawasan Pulau Jawa sangat bervariasi dengan tingkat curah hujan dan lembapan
udara semakin berkurang ke arah timur. Dan Iklim Musim Tropis (Am). Semakin ke
timur, tipe iklim bergeser ke arah tipe iklim yang lebih rendah curah hujannya.
Akhirnya ditemui beberapa wilayah Iklim Sabana Tropik (Aw) di Pulau Bali.
Keadaan ini membawa pengaruh terhadap pola vegetasi alam yang ada. Kawasan
hutan hujan tropis di wilayah ini sebagian besar terdapat di Jawa Barat,
seperti di Gede-Pangrango, Cibodas, dan Pananjung. Adapun wilayah utara Pulau
Jawa yang memanjang mulai dari Jawa Barat bagian utara, Jawa Tengah, sampai
Jawa Timur merupakan kawasan hutan musim tropis yang meranggas atau
menggugurkan daunnya pada musim kemarau. Jenis flora khas hutan musim tropis
antara lain pohon jati.
Jenis vegetasi yang mendominasi wilayah Jawa bagian timur dan Pulau
Bali adalah vegetasi sabana tropis. Wilayah-wilayah pegunungan yang cukup
tinggi di Pulau Jawa maupun di Pulau Bali banyak ditutupi oleh vegetasi hutan
pegunungan tinggi.
c. Flora Kepulauan Wallacea
Wilayah
Kepulauan Wallacea adalah pulau-pulau di wilayah Indonesia bagian tengah yang
terdiri atas Pulau Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, Pulau Timor, dan
Kepulauan Maluku. Wilayah-wilayah ini memiliki sifat iklim yang lebih kering
dan kelembapan udara yang lebih rendah di banding kan dengan wilayah-wilayah
Indonesia lainnya. Rafflesia arnoldi merupakan salah satu flora khas
Sumatra-Kalimantan.
Corak vegetasi yang terdapat di Kepulauan Wallacea meliputi :
1) vegetasi sabana tropis di wilayah Nusa Tenggara;
2) vegetasi hutan pegunungan di
wilayah pegunungan yang terletak
di Pulau Sulawesi;
3) vegetasi hutan campuran di wilayah Maluku, yang terdiri atas
berbagai
jenis rempah-rempah (pala, cengkih, kayu manis), kenari, kayu
eboni,
dan lontar sebagai tanaman khas di daerah ini.
d. Flora Papua (Irian Jaya)
Kondisi
iklim Papua (Irian Jaya) sebagian besar merupakan tipe hutan hujan tropis atau
Af sehingga jenis vegetasi yang menutupi kawasan tersebut adalah hutan hujan
tropis. Berbeda dengan wilayah Indonesia bagian barat, vegetasi di wilayah ini
memiliki corak hutan hujan tropis tipe Australia Utara, dengan jenis flora yang
khas yaitu ekaliptus.
Wilayah
pegunungan Jaya jayaditumbuhi
jenis vegetasi pegunungan
tinggi, sedangkan di daerah pantai banyak dijumpai
vegetasi hutan bakau (mangrove).
Berdasarkan persebarannya,
flora di Indonesia dari daerah pantai ke
Pegunungan tinggi adalah sebagai
berikut :
Sumber:
www.beekeeping.co.za
a.Hutan Bakau (mangrove), terletak di daerah pantai landai dan berlumpur
yang berada dalam jangkauan pasang surut air laut. Vegetasi hutan mangrove
terdiri atas jenis vegetasi homogen, serta memiliki akar penyangga dan napas
yang terletak di atas permukaan. Hutan ini sangat berperan mengurangi laju
erosi oleh laut (abrasi) dan untuk perkem bangbiakan ikan, antara lain bandeng dan
berbagai jenis udang. Hutan Bakau (mangrove) tersebar di Pantai Papua, Sumatra
bagian timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan pantai
utara Pulau Jawa.
b.Hutan rawa, terletak lebih jauh kedaratan daripada hutan bakau.
Hutan ini banyak terdapat sumatera bagian timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan
Tengah, dan Jawa bagian utara.
c.Hutan Musim, terdapat didaerah yang panas serta memiliki
perbedaan musim hujan dan kemarau yang jelas. Jenis pohonnya seperti jati,
kapuk, dan angsana. Hutan ini terdapat di Jawa tengah, Jawa barat, Jawa
timur,dan Nusa tenggara.
d. Hutan hujan tropis, jenis hutan ini terdapat pohon-pohon yang
tinggi yang sangat rapat membentuk kanopi lebar yang selalu hijau sepanjang tahun,
dan terdiri atas berbagai jenis vegetasi yang sangat heterogen. Di dalamnya
tumbuh jenis tanaman epifit, seperti anggrek dan
cendawan, serta tumbuhan merambat, seperti rotan dan liana. Jenis hutan
hujan tropis di Indonesia terdapat di Pulau Sumatra, Kalimantan, Sulawesi,
sebagian Jawa Barat, dan Papua.
Sumber:
www.forestry.gov.gy
e.Sabana (Savana), yaitu padang rumput yang diselingi pepohonan
yang bergerombol. Sabana terdapat di daerah yang curah hujannya rendah, seperti
di Nusa Tenggara sehingga daerah ini sangat sesuai untuk dijadikan daerah
peternakan.
f. Steppa atau padang rumput, banyak terdapat di daerah yang
mengalami musim kemarau yang panjang dan curah hujan rendah. Penyebaran steppa
di Indonesia yaitu di daerah Kepulauan Nusa Tenggara terutama di Nusa Tenggara
Timur (NTT).
g.Hutan pegunungan, adalah jenis hutan yang pada umumnya terdiri
atas vegetasi berdaun jarum (conifer), sedangkan pada daerah yang lebih tinggi
jenis vegetasinya berupa pohon-pohon pendek yang diselingi semak belukar. Pada
pegunungan yang sangat tinggi dengan kondisi suhu sangat rendah dan berkabut,
jenis vegetasi yang dapat tumbuh hanyalah lumut. Daerah penyebaran hutan pegunungan
tinggi antara lain di pegunungan tinggi Jaya Wijaya
(Papua), Bukit Barisan (Sumatra),
serta pegunungan tinggi di Jawa, Bali, Kalimantan, dan Sulawesi.
2. Fauna Indonesia
Pola
persebaran fauna di Indonesia sangat dipengaruhi oleh persebaran tumbuhan,
kondisi geografis Indonesia yang berada di antara Benua Asia dan Australia,
serta kondisi geologis Indonesia yang berada pada dua landas kontinen
(continental shelf) yaitu landas kontinen Asia dibagian barat dan landas
kontinen Australia di Indonesia bagian timur. Pola persebaran Fauna di
Indonesia dapat dibedakan menjadi tiga kelompok wilayah, yaitu wilayah Fauna
Indonesia Tipe Asiatis, Fauna Indonesia tipe Peralihan (Asia-Australis), serta
Fauna Indonesia Tipe Australis.
a. Fauna Indonesia Tipe Asiatis
Wilayah
Fauna Indonesia Tipe Asiatis sering pula disebut Wilayah fauna Indonesia Barat
atau Wilayah Fauna Tanah Sunda. Wilayah fauna Indonesia yang bercorak Asiatis
terdapat di Indonesia bagian barat meliputi Pulau Sumatra, Jawa, Bali, dan
Kalimantan, serta pulau-pulau
kecil di sekitarnya. Wilayah fauna Indonesia bagian barat (Tipe
Asiatis) dengan wilayah fauna Indonesia bagian tengah (Tipe Asia-Australis) dibatasi
oleh Garis Wallace. Jenis-jenis
Fauna Indonesia Tipe Asiatis, antara lain sebagai berikut :
1) Mamalia, terdiri atas gajah, badak bercula satu, rusa, tapir,
banteng, kerbau, monyet, orangutan, harimau, macan tutul, macan kumbang, tikus,
bajing, beruang, kijang, anjing hutan, kelelawar, landak, babi hutan, kancil,
dan kukang.
Sumber: Heinemann Outcomes Geography 1, 2000
Orangutan yang berada di Pulau Kalimantan termasuk fauna Indonesia
Tipe Asiatis.
2) Reptilia, terdiri atas biawak, buaya, kura-kura, kadal, ular,
tokek, bunglon, dan trenggiling.
3) Burung, terdiri atas elang bondol, jalak, merak, ayam hutan,
burung hantu, kutilang, dan berbagai jenis unggas lainnya.
4) Ikan, terdiri atas mujair, arwana, dan pesut (mamalia air
tawar), yaitu sejenis lumba-lumba yang hidup di Sungai Mahakam.
5) Serangga, terdiri atas berbagai jenis kumbang dan kupu-kupu,
serta berbagai jenis serangga yang bersifat endemik.
b. Fauna Indonesia Tipe Asia - Australis
Wilayah
Fauna Indonesia Tipe Asia-Australis sering pula disebut Wilayah Fauna Indonesia
Tengah atau Wilayah Fauna Kepulauan Wallacea. Wilayah ini meliputi Pulau
Sulawesi, Timor, Kepulauan Nusa Tenggara, dan Kepulauan Maluku.
Jenis-jenis Fauna Indonesia Tipe Asia-Australis, antara lain
sebagai Berikut :
1) Mamalia, terdiri atas anoa, babi rusa, tapir, ikan duyung, kuskus,
monyet hitam, beruang, tarsius, monyet seba, kuda, sapi, dan banteng.
2) Amphibia, terdiri atas katak pohon, katak terbang, dan katak
air.
3) Reptilia, terdiri atas ular, buaya, biawak, dan komodo.
4) Berbagai macam burung, antara lain burung dewata, maleo,
mandar, raja udang, burung pemakan lebah, rangkong, kakatua, merpati, dan
angsa.
c. Wilayah Fauna Indonesia Tipe Australis
Wilayah
Fauna Indonesia Tipe Australis disebut juga Wilayah Fauna Indonesia Timur atau
Wilayah Fauna Tanah Sahul, meliputi Pulau Irian Jaya (Papua), Kepulauan Aru,
dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Wilayah fauna Indonesia Timur (Tipe
Australis) dengan Fauna Indonesia Tengah (Tipe Asia-Australis) dibatasi oleh Garis
Weber.
Jenis-jenis Fauna
Indonesia Tipe Australis, antara lain
sebagai berikut :
1) Mamalia, terdiri atas kanguru, walabi, beruang, koala
, nokdiak (landak Irian), oposum layang (pemanjat berka
ntung), kuskus, biawak, kanguru pohon, dan kelelawar.
2) Reptilia, terdiri atas buaya, biawak, ular, kadal, dan
kura-kura.
3) Amphibia, terdiri atas katak pohon, katak terbang,
dan katak air.
sumber:
Wild Animals, 2000
4) Burung, terdiri atas kakatua, beo, nuri, raja udang,
cendrawasih, dan
kasuari.
5) Ikan, terdiri atas arwana dan berbagai jenis ikan air tawar
lainnya yang jumlah spesiesnya relatif lebih sedikit jika dibandingkan dengan wilayah
Fauna Indonesia Barat dan Tengah.
E. Usaha Pelestarian Flora dan Fauna
Akibat adanya bencana, seperti kebakaran hutan
dan gunung meletus, serta kebutuhan hidup manusia yang terus meningkat, jumlah maupun
jenis flora dan fauna semakin lama semakin berkurang, atau bahkan punah sama
sekali keberadaannya di alam. Untuk menghindari kelangkaan dan kepunahan jenis
tumbuhan (flora) dan satwa (fauna) tertentu maka diperlukan berbagai upaya pelestarian
dari berbagai pihak, antara lain dengan dikeluarkannya undang-undang dan
berbagai peraturan tentang pelestarian tumbuhan dan satwa.
Perlindungan dan pelestarian tersebut
tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Satwa dan Tumbuhan, Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 301/Kpts-II/1991
tentang Daftar Satwa yang Dilindungi di Indonesia, SK Menteri Pertanian No.
82/Kpts-II/1992 tentang Penetapan Tambahan Beberapa Jenis Satwa yang Dilindungi
oleh Undang-undang, serta beberapa Surat Keputusan (SK) pemerintah lainnya. Salah
satu pasal yang berhubungan dengan usaha perlindungan dan pelestarian satwa di
Indonesia, tercantum dalam Undang-undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi
sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
Dalam pasal 21 dinyatakan bahwa setiap
orang dilarang menangkap, membunuh, memiliki, memelihara, dan memperniagakan satwa
yang dilindungi dalam keadaan hidup atau mati termasuk bagian- bagian tubuhnya.
Pelanggaran terhadap ketentuan ini merupakan kejahatan dan dapat dikenakan
hukuman penjara maksimal lima tahun
dan denda maksimal Rp100.000.000,- Selain usaha-usaha tersebut,
usaha lain yang tidak kalah pentingnya adalah dengan didirikannya
bermacam-macam perlindungan alam seperti Taman wisata, taman nasional, kebun
raya, hutan buru, hutan lindung, dan taman laut.
Secara
garis besar, perlindungan alam diklasifikasikan menjadi dua, yaitu perlindungan
alam umum dan perlindungan alam dengan tujuan tertentu.
1. Perlindungan Alam Umum
Perlindungan alam umum adalah suatu bentuk perlindungan terhadap
suatu kesatuan flora, fauna, dan lingkungannya. Perlindungan alam ini dibagi
menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut :
a. National Park atau Taman
Nasional, merupakan keadaan alam yang menempati suatu daerah yang luas dan
tidak diperkenankan ada rumah tinggal maupun bangunan industri. Tempat ini
dimanfaatkan sebagai sarana rekreasi atau taman wisata tanpa mengubah ciri-ciri
mendasar dari ekosistem. Misalnya, Taman Safari di wilayah Cisarua Bogor dan
Way Kambas di Lampung.
Sumber:
www.fao.org
Taman Nasional Way Kambas di Provinsi Lampung menjadi wilayah
konservasi gajah.
Pada
1982 diadakan Kongres Taman Nasional Sedunia di Bali (World National Park
Congress). Dalam kongres tersebut pemerintah Indonesia mengumumkan 16 taman
nasional yang terdapat di Indonesia.
Untuk lebih jelasnya mengenai taman nasional di Indonesia, dapat
Anda lihat pada Tabel 1.1 berikut ini :
Tabel 1.1
No
|
Taman Nasional
|
Provinsi
|
Luas
|
1
|
Kerinci Seblat
|
Sumatera barat
|
± 1.485.000 Ha
|
2
|
Gununng Leuser
|
Sumatera utara
|
± 793.000 Ha
|
3
|
Barisan selatan
|
Lampung, Bengkulu
|
± 365.000 Ha
|
4
|
Tanjung putting
|
Kalimantan tengah
|
± 355.000 Ha
|
5
|
Drumoga bone
|
Sulawesi utara
|
± 300.000 Ha
|
6
|
Lore lindu
|
Sulawesi tengah
|
± 231.000 Ha
|
7
|
Kutai
|
Sulawesi tengah
|
± 200.000 Ha
|
8
|
Manusela wainua
|
Kalimantan timur
|
± 189.000 Ha
|
9
|
Kepulauan seribu
|
DKI Jakarta
|
±108.000 Ha
|
10
|
Ujung kulon
|
Jawa barat
|
± 79.000 Ha
|
11
|
Besakih
|
Bali
|
± 78.000 Ha
|
12
|
Komodo
|
Nusa tenggara timur
|
± 75.000 Ha
|
13
|
bromo tengger, semeru
|
Jawa timur
|
± 58.000 Ha
|
14
|
Meru betiri
|
Jawa timur
|
± 50.000 Ha
|
15
|
Baluran
|
Jawa timur
|
± 25.000 Ha
|
16
|
Gede pangrango
|
Jawa timur
|
± 15.000 Ha
|
Table 1.1 Taman Nasional Way Kambas di Provinsi Lampung menjadi wilayah
konservasi gajah.
b. Perlindungan Alam Terbimbing, merupakan perlindungan keadaan alam
yang dibina oleh para ahli. Misalnya, Kebun Raya Bogor.
c. Perlindungan Alam Ketat,
merupakan perlindungan terhadap keadaan alam yang dibiarkan tanpa adanya campur
tangan manusia, kecuali dipandang perlu. Tujuannya untuk penelitian dan
kepentingan ilmiah. Misalnya, perlindungan badak bercula satu di Ujung Kulon.
2. Perlindungan Alam dengan Tujuan Tertentu
Perlindungan alam dengan tujuan tertentu adalah suatu bentuk perlindungan
yang hanya ditujukan pada aspek tertentu saja (khusus).
Macam-macam perlindungan alam dengan tujuan tertentu antara lain sebagai
berikut.
a. Perlindungan Geologi,
merupakan perlindungan alam yang bertujuan melindungi formasi geologi di
wilayah tertentu. Misalnya, formasi Karst Rajamandala (masih dalam wacana) yang
merupakan formasi batuan kapur di daerah Jawa Barat yang memiliki nilai-nilai geografi,
geologi, dan antropologi, serta nilai sejarah yang sangat tinggi berkaitan
dengan ditemukannya bentukan alam gua-gua dan fosil manusia Sunda Purba di
daerah tersebut.
b. Perlindungan Alam Botani, merupakan perlindungan alam dengan tujuan
untuk melindungi komunitas jenis tumbuhan tertentu. Misalnya, Kebun Raya Bogor.
c. Perlindungan Alam
Zoologi, merupakan perlindungan alam yang bertujuan untuk melindungi dan
mengembangbiakkan hewan-hewan (fauna) langka.
d. Perlindungan Monumen Alam, merupakan perlindungan yang bertujuan
melindungi benda-benda alam tertentu, seperti stalaktit, stalagmit, gua, dan
air terjun.
Sumber: Planet
Earth, 2000
Gua yang di
dalamnya terdapat stalaktit dan stalagmit harus dilindungi kealamian dan kelestariannya.
e. Perlindungan Alam
Antropologi, merupakan perlindungan alam
yang bertujuan melindungi suku bangsa yang terisolir. Misalnya,
Suku Asmat di Papua dan Suku Badui di daerah Banten Selatan.
Sumber: www.icca-corporateaccountability.org
Suku Asmat di Papua termasuk perlindungan alam antropologi.
f. Perlindungan Hutan,
merupakan bentuk perlindungan yang bertujuan untuk melindungi dan melestarikan
tanah, air, dan udara.
g. Perlindungan Ikan, merupakan perlindungan yang bertujuan untuk melindungi
jenis ikan yang terancam punah.
h. Perlindungan Suaka Margasatwa, merupakan perlindungan dengan tujuan
melindungi hewan-hewan yang terancam punah, seperti badak, gajah, dan harimau
Sumatra.
i. Perlindungan Pemandangan
Alam, merupakan perlindungan yang bertujuan untuk melindungi keindahan alam.
Misalnya, Ngarai Sianok di Sumatra Barat yang menjadi salah satu potensi wisata
dengan fenomena alamnya yang indah.
Sumber: http://n.1asphost.com
Ngarai Sianok di Sumatra Barat termasuk
pada perlindungan pemandangan alam.
Tugas Mata Pelajaran Geografi
Nama Kelompok :
1. Diky Anwar
2. Erlina
3. Putri Ajiasti
4.
Solehudin Al – fiqri
5.
Tri gayuh mughnizal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar